Senin, 02 Oktober 2017

CINTA dan PERNIKAHAN

Suatu ketika di taman yang indah, Plato sedang belajar bersama gurunya. Plato bertanya, "Guru, apa itu cinta?" Sang Guru menjawab. "Berjalanlah kamu dari sini hingga ke ujung taman bunga, petik satu bunga yang paling indah dan bawa bunga itu kepadaku. Ingat, kau hanya boleh berjalan terus tanpa boleh kembali ke belakang"
Plato berjalan menyusuri taman bunga. Beberapa saat kemudian, ia kembali dengan tangan kosong.Sang Guru bertanya, "Bukankah aku menyuruhmu membawa satu bunga yang paling indah? Kenapa kau tidak membawanya?"Plato tertunduk seraya menjawab," Maaf Guru, sebenarnya di perjalanan tadi aku menemukan satu bunga yang menurutku indah. Namun aku tidak yakin, apakah di depan sana masih ada yang lebih indah. Maka aku terus melanjutkan perjalanan. Ketika sampai di ujung taman, kupikir bunga yang kulewatkan tadi adalah yang paling indah, tapi aku tidak boleh kembali." Sang Guru kemudian menjawab, "Itulah Cinta."


Keesokan harinya, Plato belajar di hutan bersama Gurunya. Plato kembali bertanya, "Guru, apa itu pernikahan?" Sang Guru menjawab,"Berjalanlah kamu melewati hutan ini lalu tebang satu pohon terbaik. Ingat, hanya satu pohon dan kau tidak boleh berbalik ke belakang."
Plato berjalan menyusuri hutan, beberapa saat kemudian ia kembali. "Guru, aku telah menebang satu pohon di tengah sana." Sang Guru bertanya,"Apakah kau yakin itu yang terbaik?"
Plato menunduk seraya menjawab,"Aku menemukan pohon itu dan ku pikir itu pohon yang terbaik,  lalu menebangnya. Meski aku tidak tahu apakah di depan sana ada yang lebih baik atau tidak, karena kemarin aku mencari bunga yang terindah namun aku kembali dengan tangan kosong. Jadi aku pikir, aku tidak ingin perjalananku sia-sia." Kali ini Sang Guru tersenyum lega dan menjawab,"Itulah pernikahan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar