Hanya mengenal dalam pertemuan formal selama dua hari,
kemudian harus mengemban amanah, mengasah pikiran, memahami karakter demi
silaturahmi. Disinilah semua itu dimulai. Saya tidak mengenal mereka dengan
baik, hanya satu orang dari sebelas anggota kelompok yang saya kenal. Sebagai
manusia, pastilah setiap anggota merasakan kesan pertama. Saya pun demikian.
Sepertinya mereka orang baik, dan rata-rata pendiam. Terbukti dengan sepinya
grup WhatsApp dan kurangnya asupan bercanda kami selama lebih dari 10 jam pembekalan. Dua hari kami mengikuti agenda pembekalan
alhamdulillah Allah memberikan kemudahan. Selama dua hari tidak banyak
komunikasi yang kita lakukan, hanya sebatas menyapa, menawarkan bantuan dan
berdiskusi. Saya pun belum sepenuhnya hafal nama-nama mereka. Pasca pembekalan
sampai pada hari pemberangkatan, grup WhatsApp masih sepi. Hanya sesekali
anggota kelompok membagikan informasi atau hanya sekedar pesan broadcast.
Hingga saatnya acara pemberangkatan Kuliah Kerja Mahasiswa 2017 yang membuat
grup semakin ramai karena Alhamdulillah, harus disyukuri meski kadang diiringi
keluhan. Kelompok 94 KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang harus berangkat
menuju Kecamatan Tirtoyudo, Desa Tamansatriyan, lereng selatan gunung Semeru
yang membutuhkan sekitar 3 jam perjalanan dengan medan yang aduhai-_-
Alhamdulillah sudah saatnya hari keberangkatan Kuliah Kerja
Mahasiswa. Saya yakin, rata-rata mahasiswa menyambutnya tidak semeriah ketika
menyambut liburan. Mungkin karena tidak ada yel-yel dan pelepasan balon
seperti ketika agenda di ma’had ya. Hehe. Atau mungkin karena semangat kita
sebagai mahasiswa yang dituntut pengabdian sudah mulai luntur? Semoga saja
tidak. Saya juga demikian, banyak sekali alasan untuk tidak semangat. Mulai
dari tempat KKM yang sangat jauh, menyita waktu liburan, iuran yang Subhanallah
lumayan banyak, dan bisikan negatif syaitan yang mencoba merusak silaturahmi
saya dengan teman-teman kelompok. Pick up, motor, dan keperluan kelompok sudah siap. Mereka terbaik. Saya yang hanya berstatus sebagai AB (Anggota
Biasa) harusnya bersyukur, sudah dibantu
mempersiapkan semua keperluan. Tapi mengapa gerutu di hati tak kunjung usai?
Mungkin karena saya belum melihat secara langsung keadaan di Desa
Tamansatriyan dan hanya bisa mendengar bisikan syaitan tadi. Tiga jam
perjalanan dengan mengendarai motor cukup melelahkan. Dengan medan yang berkelok,
naik turun, dan berbatu ditambah dinginnya udara gunung serta kabut membuat saya
dan Mbak Resti lebih sering berdiam. But, big thanks to you Mbak sudah
membonceng saya beratus-ratus kilo dengan selamat. Maaf saya tidak bisa
menggantikan Mbak menyetir motor. Hehe.
Singkat cerita, masalah tempat tinggal yang nyaman, Bapak
Takmir yang sangat sabar dan keluarga beliau yang sangat terbuka harus
kami syukuri. Besok adalah hari pertama Kuliah Kerja Mahasiswa, iya benar.
Kuliah, dan kerja. Untuk mengingat itu sejenak kami berdoa dan menata niat
sebelum akhirnya menata barang-barang yang Masha Allah banyaknya.
Kami mulai membuat jadwal, memikirkan agenda program kerja,
menjalin silaturahmi dengan warga, mengerjakan tugas masing-masing sambil
mengerjai teman. Eh, bukan.. hanya menjaga silaturahmi, mencoba memahami dan
menerima karakter satu sama lain agar kami bisa mengabdi kepada masyarakat
selama satu bulan ke depan. Karena semua kesuksesan kan diawali dari
memperbaiki diri sendiri...
Saya mulai menghafal nama-nama mereka meski kadang salah
memanggil. Mereka semua baik dan alhamdulillah sehat. Di antara mereka ada yang
hobi memasak, berish-bersih rumah, bagus dalam public speaking, pintar
bersholawat, bersuara merdu, bagus dalam urusan kepenulisan, jago desain, jago
khutbah sampai ada yang jago melawak. Personil lengkap! Alhamdulillah. Sebagai
penyeimbang ada yang hobi tidur, main game, nonton film, sampai hobi makan.
Lanjut ke part selanjutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar