Senin, 21 Agustus 2017

Nerakaku Bukan Urusanmu. Apalagi Surga Belum Tentu Jadi Tempatmu

"Nerakaku bukan urusanmu, mas mbak. Apalagi surga belum tentu jadi tempatmu". Sudah sering mendengar atau membaca kata-kata seperti itu? Entah darimana asalnya. Saya pertama kali mendengar kata-kata tersebut dari seorang teman yang ingin menghibur teman lainnya ketika menghadapi permasalahan mengenai komentar negatif orang banyak. Dan anehnya, banyak yang menyetujui 'quotes' tersebut. "Iya mbak, tull sekali". "Setuju banget lah!!". "Iyaa, saya makan gak pakai uang situ." Kira-kira begitulah...
Jika dipikirkan dengan sangat hati-hati dan menghindari suudzon, mungkin kata-kata tersebut mengingatkan kita untuk introspeksi diri. Seperti lirik lagu Om Ebiet G Ade yang sangat indah "Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat." Hanya saja, diksi nya lebih tegas, he he. Atau mungkin cara kita mengingatkan terlalu kasar sehingga menyinggung perasaan orang lain. Begitulah kira-kira jika kita cermati pelan-pelan.
Namun, ketika dibaca sekilas entah kenapa saya kurang setuju dengan quotes tersebut. Menurut saya, quotes tersebut lebih banyak memberikan pengaruh negatif. Mengatakan nerakaku bukan urusan orang lain justru menunjukkan bahwa diri kita sulit menerima atau bahkan menolak kritik dan saran orang lain. Terlebih lagi, hal tersebut mengarah ke budaya liberalisme yang dianut negara barat. Seperti 'ini adalah akun saya, terserah saya mau posting apa. Kalau tidak suka silahkan menyingkir, jangan nyinyir". Mungkin si empunya akun lupa, kalau kita juga harus tetap bertata krama bahkan ketika bergaul di media sosial.
Mengatakan surga belum tentu menjadi tempat orang lain seakan menganggap orang yang memberikan kita nasihat maupun komentar adalah "sama-sama pendosa". Memang benar, tidak ada manusia yang luput dari dosa. Namun mengabaikan kritik dan saran menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang keras hati guys.
Saya tidak akan membahas lebih jauh lagi dari segi agama. Hanya dengan mencermati kata-kata saja kita sudah cukup paham bagaimana sebenarnya quotes ini. Jadi, bijaklah menggunakan sosial media. Jangan menolak nasihat orang lain, dan juga sebaliknya gunakan kata-kata yang baik untuk menasihati orang lain. Selamat beraktifitas! :)

Selasa, 15 Agustus 2017

Review (Etude House Lovely Cookie Blusher in Grapefruit Jelly #6)

Halo, review lagi...

Kali ini saya akan mereview salah satu produk korea dari brand "Etude House". Brand ini sudah banyak membuka gerai di seluruh dunia lho. Mbak mbaknya yang jaga juga ramaah banget. Kalau kita datang kesana, dari pintu udah disambut "Selamat datang Princess...". Hmm unyu ya. Selain kualitas produk yang sudah gak diragukan lagi, pelayanan Etude House juga superrr baik.

Ngomong-ngomong soal blusher atau yang lebih dikenal dengan blush on, merah pipi, atau sebutan yang paling unik dari teman saya adalah 'dakocan', biasanya jarang digunakan untuk pemula atau make up sehari-hari nih ladies. Yap! karena rata-rata yang kita tahu, warna blusher itu adalah merah . Alasan kedua, kurang pede kalau warnanya gak pas! Bisa-bisa dikatain ondel-ondel.

But, i have found my fav blusher! Etude House Lovely Cookie Blusher ini tersedia dengan warna-warna yang natural lho.
Tuh, cantiq-cantiq kan.. pas banget buat kita yang gak suka dandan menor-menor.
Sesuai judul di atas, yang akan saya review kali ini adalah nomor 6 Grapefruit Jelly. Kenapa saya pilih ini? Karena dari semua warna di atas yg ready di olshop kesayangan saya cuma nomor 4, 6, dan 7. Menurut saya pribadi, nomor 6 itu warnanya pas. Gak terlalu pink, gak terlalu orange dan gak terlalu pucat. Pas banget sama kriteria make up yang diminta dosen praktikum -_-

Bentuknya cute banget. Di dalamnya ada puff lembut juga. Di bawah puff juga ada plastik pelindungnya.


Warnanya 98% mirip di katalog color system. Saya belinya udah lama, sekitar 4 bulan an tapi masih banyak soalnya jarang dipakai, hehe.
Tapi waktu dipakai warnanya pas banget, masuk ke warna kulit jadinya kesan segar bukan malah menor..

Untuk harga lumayan mahal menurutku soalnya dg harga 89.000 cuma dapat satu warna. Hehe
Tapi karena memang bagus dan brand nya sendiri Etude House jadi wajar kalau harganya kisaran itu.
Dari 1 sampai 10 saya berani bilang 9 soalnya ini pertama kalinya saya beli blusher dan cocok banget.
+ nya : Warna bagus, natural, gak berat, halus
- nya : Mahal, packingnya dari plastik jadi harus hati-hati biar ga pecah, puff nya kurang enak dipakai


Oke.. sekian review kali ini. Next time saya akan review Zero Sebum Powder by Etude House
Tunggu postingan selanjutnya yaa... :))
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan saya:)

Senin, 14 Agustus 2017

Aku KKM beneran!

Hanya mengenal dalam pertemuan formal selama dua hari, kemudian harus mengemban amanah, mengasah pikiran, memahami karakter demi silaturahmi. Disinilah semua itu dimulai. Saya tidak mengenal mereka dengan baik, hanya satu orang dari sebelas anggota kelompok yang saya kenal. Sebagai manusia, pastilah setiap anggota merasakan kesan pertama. Saya pun demikian. Sepertinya mereka orang baik, dan rata-rata pendiam. Terbukti dengan sepinya grup WhatsApp dan kurangnya asupan bercanda kami selama lebih dari 10 jam pembekalan.  Dua hari kami mengikuti agenda pembekalan alhamdulillah Allah memberikan kemudahan. Selama dua hari tidak banyak komunikasi yang kita lakukan, hanya sebatas menyapa, menawarkan bantuan dan berdiskusi. Saya pun belum sepenuhnya hafal nama-nama mereka. Pasca pembekalan sampai pada hari pemberangkatan, grup WhatsApp masih sepi. Hanya sesekali anggota kelompok membagikan informasi atau hanya sekedar pesan broadcast. Hingga saatnya acara pemberangkatan Kuliah Kerja Mahasiswa 2017 yang membuat grup semakin ramai karena Alhamdulillah, harus disyukuri meski kadang diiringi keluhan. Kelompok 94 KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang harus berangkat menuju Kecamatan Tirtoyudo, Desa Tamansatriyan, lereng selatan gunung Semeru yang membutuhkan sekitar 3 jam perjalanan dengan medan yang aduhai-_-

Alhamdulillah sudah saatnya hari keberangkatan Kuliah Kerja Mahasiswa. Saya yakin, rata-rata mahasiswa menyambutnya tidak semeriah ketika menyambut liburan. Mungkin karena tidak ada yel-yel dan pelepasan balon seperti ketika agenda di ma’had ya. Hehe. Atau mungkin karena semangat kita sebagai mahasiswa yang dituntut pengabdian sudah mulai luntur? Semoga saja tidak. Saya juga demikian, banyak sekali alasan untuk tidak semangat. Mulai dari tempat KKM yang sangat jauh, menyita waktu liburan, iuran yang Subhanallah lumayan banyak, dan bisikan negatif syaitan yang mencoba merusak silaturahmi saya dengan teman-teman kelompok. Pick up, motor, dan keperluan kelompok sudah siap. Mereka terbaik. Saya yang hanya berstatus sebagai AB (Anggota Biasa)  harusnya bersyukur, sudah dibantu mempersiapkan semua keperluan. Tapi mengapa gerutu di hati tak kunjung usai? Mungkin karena saya belum melihat secara langsung keadaan di Desa Tamansatriyan dan hanya bisa mendengar bisikan syaitan tadi. Tiga jam perjalanan dengan mengendarai motor cukup melelahkan. Dengan medan yang berkelok, naik turun, dan berbatu ditambah dinginnya udara gunung serta kabut membuat saya dan Mbak Resti lebih sering berdiam. But, big thanks to you Mbak sudah membonceng saya beratus-ratus kilo dengan selamat. Maaf saya tidak bisa menggantikan Mbak menyetir motor. Hehe.

Singkat cerita, masalah tempat tinggal yang nyaman, Bapak Takmir yang sangat sabar dan keluarga beliau yang sangat terbuka harus kami syukuri. Besok adalah hari pertama Kuliah Kerja Mahasiswa, iya benar. Kuliah, dan kerja. Untuk mengingat itu sejenak kami berdoa dan menata niat sebelum akhirnya menata barang-barang yang Masha Allah banyaknya.

Kami mulai membuat jadwal, memikirkan agenda program kerja, menjalin silaturahmi dengan warga, mengerjakan tugas masing-masing sambil mengerjai teman. Eh, bukan.. hanya menjaga silaturahmi, mencoba memahami dan menerima karakter satu sama lain agar kami bisa mengabdi kepada masyarakat selama satu bulan ke depan. Karena semua kesuksesan kan diawali dari memperbaiki diri sendiri...

Saya mulai menghafal nama-nama mereka meski kadang salah memanggil. Mereka semua baik dan alhamdulillah sehat. Di antara mereka ada yang hobi memasak, berish-bersih rumah, bagus dalam public speaking, pintar bersholawat, bersuara merdu, bagus dalam urusan kepenulisan, jago desain, jago khutbah sampai ada yang jago melawak. Personil lengkap! Alhamdulillah. Sebagai penyeimbang ada yang hobi tidur, main game, nonton film, sampai hobi makan.


Lanjut ke part selanjutnya..